Powered by Blogger.

Pages - Menu

Sunday, September 23, 2012

Beratnya Tantangan Hidup Selibat....

Beratnya Tantangan Hidup Selibat.... (Dari pandangan awam) Oleh: Bernardus K Gana Begitu banyak pastor yang tak tahan lagi hidup selibat dan akhirnya meninggalkan komunitasnya dan kembali menjadi masyarakat biasa. Itu juga bagian dari pilihan hidup dan kebebasan seluruh manusia. Hidup selibat memang tanpa paksaan dan tekanan dan tentu saja sungguh berat. Kalau bukan karena dipilih dan dipanggi l, belum tentulah manusia sanggup menjalaninya. Para pastor pun demikian. Meskipun sdh begitu lama menjalani hidup selibat, belum tentu semua itu bisa dijalani sampai akhir. Tak sedikit yang patah berhamburan di tengah jalan karena satu dan lain hal. Untuk itu, tidak hanya pastor bersangkutan yang memohon utk keteguhan imamatnya, tetapi umat juga diharapkan berdoa pula bagi mereka, sebagaimana pastor pun tentu tak lupa membawa umatnya senantiasa dalam doanya. Inilah juga sebenarnya boleh dikatakan salah satu pertarungan melawan kuasa kegelapan yang berkeliaran mencari mangsa itu. Meski ini tak bisa dimasukan dalam kategori hukum timbal balik, namun umat dan pastor saling mendoakan, tentu suatu yang sungguh baik. Banyaknya pastor yang meninggalkan komunitasnya khususnya di wilayah Keuskupan Denpasar, mnjadi keprihatinan Pastor Laurensius Maryono Pr, pastor pada Paroki St Maria Immaculata Mataram. Romo menyebutkan bebrapa pastor yang meninggalkan komunitasnya dan kembali menjadi masyarakat biasa. Itu adalah fakta yang tak terbantahkan. Beberapa diantaranya adalah alumnus dari Gereja Katolik yang sekarang beliau pimpin. Beliau minta agar umat pun berkenan mendoakannya agar sanggup menjalani hidup sebagai pastor hingga akhir. Demikian yang disampaikannya sebelum memberikan berkat penutup pada misa pagi tadi di Gereja St Maria Immaculata, Mataram, NTB.

No comments:

Post a Comment