Powered by Blogger.

Pages - Menu

Thursday, September 27, 2012

JANGAN TAKUT HAI KAWANAN KECIL

Aku ditanya; pastor apa yang harus kita buat ketika banyak gereja kita ditutup, banyak pemimpin yang melakukan dikriminasi pada kita? Apakah kita hanya mendoakan sang pemimpin itu meski melakukan korupsi dan kejahatan? Ketika kita mau melawan, kita tidak punya kekuatan sebab kita hanya minoritas. Di sisi lain kita diajari hukum Cinta Kasih bahkan wajib mendoakan mereka yang memusuhi kita. Mendengar pertanyaan dan berbagai argumentasi demikian; aku menjawab; hanya dengan Doa kita cukup membawa sebuah perubahan? Apakah karena hukum Cinta Kasih membuat kita harus diam membisu membiarkan kejahatan itu terus berlangsung. Jika demikian bukankah kitapun menyetujui adanya kejahatan itu. Lalu mengapa kita gelisah, takut dan mengeluh? Kalau kita merasa sudah kuat dengan doa dan Cinta Kasih yang merupakan hukum pertama dan utama termasuk mendoakan para musuh kita, kita tidak perlu gelisah, kuatir, marah di belakang layar ketika ada kekerasan dan diskriminasi yang dialami oleh Gereja dan masyarakat kita. Kita pengikut Yesus namun kadang bermental Herodes yang begitu takut dan gelisah ketika berhadapan dengan kelompok minor dibawah kepemimpinan Yesus. Pengalaman Herodes berhadapan dengan Yohanes Pembabtis yang secara tegas mengecam tindakan Herodes meski pada akhirnya resiko kematian dengan cara dipenggal kepala harus diterima Yohanes, kelompok kecil yang merupakan rekan-rekan Yohanes tidak gentar dan takut untuk terus melakukan perlawanan dan protes terhadap kekuatan Herodes yang lengkap dengan selaksa pasukan. Kehadiran Yesus bersama rekan-rekan Yohanes yang merupakan kawanan kecil terus menghantui kegelisahan dan ketakutan Herodes ketika mendengar keberadaan Yesus dan para rasul lainnya di sekitar wilayah kekuasaan Herodes. Secara fisik, kelompok Yesus bersama para rasulNya merupakan kawanan kecil yang tidak memiliki kekuatan apa-apa. Namun kekuataan rohani yang menjadi spiritualitas kawanan ini adalah kesatuan hati, satu suara dan keberanian yang merupakan gairah, kerinduan Yesus bersama kawananNya untuk menghadirkan Kerajaan Allah dengan merongrong kerajaan Herodes yang melakukan tindak kejahatan di balik kekuasaannya membuat mereka menjadi satu kawanan yang ditakuti oleh para penguasa secara khusus Herodes. Kalau dihitung secara jumlah kawanan Yesus di dunia ini jauh lebih besar dari kawananNya saat itu yang hanya berjumlah 12 orang. Secara jumlah kita bukanlah kawanan kecil, kita bukanlah minoritas. Pada kenyataan kita tidak minoritas. Karena di seberang kita masih lebih banyak lagi mereka yang berkehendak baik untuk menyatu dalam kawanan kita melawan kejahatan, diskriminasi dan kebengisan penguasa. Tapi mengapa kita yang secara jumlah lebih besar justru menjadi kawanan yang diperbudak, kawanan yang dijajah dan diam dalam ratap, bisu dalam duka dan bungkam dalam tangisan. Itu terjadi karena kita sendiri takut dengan kawanan kita sendiri, dengan alasan minoritas. Kita tidak mempunyai gairah, kita tidak mempunyai kerinduan untuk bersatu dalam satu suara dan keberanian untuk menghadirkan Kerajaan Allah dari kita lewat protes, kecaman dan kutukan sehingga membuat kita tercerai berai dalam ketakutan. Kita memiliki ketakutan yang luar biasa dan bersembunyi di balik alasan minoritas, alasan cinta dan doa seraya menonton drama kejahatan, tragedi diskriminasi dan tarian korupsi oleh Herodes-herodes negri ini. Kita tidak sekedar mengeluh, kita tidak sekedar berdoa dan mengumbar cinta kasih tapi protes, perlawanan dan kecaman kita adalah TANDA CINTA KITA UNTUK KEBAIKAN BERSAMA DEMI MERAJANYA KERAJAAN ALLAH MENUJU PERTOBATAN seperti yang diteladankan oleh Yohanes yang kehadirannya melalui Sang Guru bersama para pengikutNya membuat Herodes gelisah dan takut. Kawan kecil telah menunjukkan keberaniannya dan sekarangpun kita sedang mendengarkan seruan keberanian; JANGAN TAKUT HAI KAWANAN KECIL !! (bdk. Luk 9:7-9). Mengarungi samudra pertentangan adalah Iman PW. St. Vincensensius a Paulo: Lie Jelivan msf

No comments:

Post a Comment