Powered by Blogger.

Pages - Menu

Tuesday, September 25, 2012

SAPAAN JIWA MEMBUKA NURANI

SAPAAN JIWA MEMBUKA NURANI Pagi setelah melantunkan mazmur-mazmur dan kidung pujian berjabat kidung Zakaria dalam ibadat pagi bersama seluruh anggota MSF Provinsi Kalimantan dalam cahaya sinar pagi menyapa alam Ampah-Kalteng di teras Biara Sacra Familia Urup-Ampah kubuka layar hpku nokia Xpress Music dan kujumpai sebuah sapaan pagi, sapaan yang bermula dari pesan singkat melalui hp sekitar tanggal 19 Agustus 2012 yang lalu datang kembali mengetuk dan membuka nuraniku dalam sebuah pesan singkat; “Sahabat, bagaimana kalo kita mengadakan kegiatan bersama dalam menjalin silaturhmi”. Pesan singkat itu dikirim oleh seorang sahabatku yang berdomisili di Kota Serambi Mekah-Martapura-Banjarmasin dalam satu organisasi gerakan sayap NU yaitu: Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Banjarbaru yang secara fisik kami belum pernah berhadapan roman, namun pertemuan dibangun atas dasar Sapaan Jiwa sebagai saudara. Dia adalah Amir sang ketua PMII cabang Martapura. Sebuah sapaan meski melalui pesan singkat hp, namun dari sapaan itu membuka nurani untuk bersaudara dengan perdamaian, berkeluarga dengan keadilan, bersahabat dengan kebenaran yang membuka nurani untuk melaksanakan kehendakNya yang menjadi misi para peziarah iman di dunia ini. Sapaa jiwa merupakan panggilan Ilahi untuk melaksanakan kehendakNya tanpa pernah memandang siapa dia, meski berbeda latar belakang agama dan suku, meski bukan saudara sedarah, bukan pula dalam satu garis keturunan tapi persaudaraan dan kekeluargaan itu terbangun lantaran ada sapaan jiwa untuk membangun rumah perdamaian, atap keadilan dan genderang kebenaran yang menyatu dalam satu payung nurani kemanusiaan (bdk. Amsal 21:1-6.10-13). Sapaan jiwa membuka nurani menjadi jalan meretas ketakutan, menjadi mimbar tuk berkisah lantaran sapaan jiwa adalah panggilan untuk semua yang berkehendak baik untuk melaksanakan kehenda Yang Kuasa dalam perdamaian, keadilan dan kebenaran yang menyatu dalam satu rajutan persaudaraan dan kekeluargaan. Sapaan Jiwa adalah suara membungkam ketakutan akan perbedaan lantaran derita terbesar adalah rasa takut akan perbedaan itu sendiri yang membuat kita tidak mampu tuk membuka nurani menjadi satu keluargaa dalam kedamaian, satu saudara dalam keadilan dan satu sahabat dalam kebenaran meski kita berbeda. Sapaan Jiwa Sahabat Amir menyadarkan saya bahwa persaudaraan dan kekeluargaan bisa saya alami tanpa harus seagama denganku, sesuku dan segaris keturunan denganku, tetapi lebih dari itu SAPAAN JIWA MEMBUKA NURANI untuk melaksanakan KEHENDAKNYA yaitu membawa perdamaian, keadilan dan kerukunan yang menyatukan kami menjadi satu saudara dan keluarga dalam perbedaan (bdk. Luk 8:19-21). Menyadarkan saya lantaran saya dan para sahabat yang mengumbar pesona kita saudara seiman, kita sekeluarga dalam satu Persekutuan Gereja justru tidak mampu menjadi satu saudara dan keluarga lantaran ketidakmampuan kita untuk melaksanakan kehendakNya sebagai pembawa perdamaian, keadilan dan kebenaran. Semoga sapaan jiwa Sahabat Amir menjadi sapaan jiwa kita bersama membuka nurani untuk melaksanakan kehendakNya sebagai satu saudara dalam perdamaian, satu keluarga dalam keadilan dan satu sahabat dalam kebenaran... Di Pelataran rumah kedamaian Urup-Ampah Lie Jelivan MSF

No comments:

Post a Comment