Powered by Blogger.

Pages - Menu

Wednesday, September 5, 2012

TEBAR JANJI, PENAKUT MENJALA LEBIH DALAM



Sebelum kubaringkan ragaku yang dirundung letih seharian, kubuka Alkitab pemberian seorang sahabatku. Kubaca tulisan ayat-ayat suci Sabda Sang Guru, di sana kubaca baris-baris Suara Ilahi yang terangkai rapi di lembaran Kitab itu. Membaca tulisan suci itu, aku hanya bergumam...hemmmm lagi-lagi menohok sukmaku. Ehmmm...lagi-lagi menilkam jiwaku.

Aku bergumam, lantaran aku sadar aku, dia, engkau, kaum beragama dan para penguasa latah telah membungkam nurani perutusan kita masing-masing. Aku, dia, engkau yang menyebut diri kaum berjubah seakan sedang berdiri bangga dibalik kesederhanaan jubah itu, seakan merasa sudah cukup dengan ketiga kaul kebiaaran, seakan sudah cukup dengan janji imamat sebagai jaminan aku, engkau dan dia boleh berdalih; “Milikku sudah kutinggalkan untuk mengikuti Yesus, dan sekarang aku telah menjadi milik Kristus (1Kor 3:18-23). Dan di sudut sana berdiri kaum peziarah rumah tangga pun sedang mengumandangkan; keteguhan janji pernikahan mereka seakan menjadi penjaga keutuhan rumah tangga itu sudah cukup. Beribu kaum beragama juga sedang berorasi demikian; kuberikan semuanya untuk kebaikan bersama, yang disusul janji-janji para penguasa latah; aku akan membuatmu sejahterah, jangan takut karena kesejahteraan sedang di depan mata kita.

Aku, dia, engkau, sebagian kaum beragama, dan selaksa oknum penguasa latah seakan merasa telah cukup berenang di tempat yang dalam demi menjala sejuta kebaikan bagi orang lain melalui bahterah Kaul dan Janji Imamat serta janji perkawinan, melalui perahu baptisan dan motor sumpah jabatan namun ketika semakin dalam bahterah, perahu dan motor berlayar lebih jauh dan dalam lagi di tengah arus gelombang zaman, lantaran kaul atau janji imamat, janji baptisan dan sumpah jabatan hanya sebuah hiasan bahwa inilah ritus gerejaku, inilah seremoni agamaku dan bukanlah INILAH KEHENDAKNYA (ALLAH) DAN BUKAN KEHENDAKU. Aku, dia, engkau dan oknum penguasa latah yang bersama kita adalah kaum agamawan, seakan merasa telah berbuat banyak karena milik Yang Empunya kehidupan dan semesta, kita seakan merasa sudah tak ada penghalang perjalan jiwa dan ziarah bathin iman kita, namun ternyata kita berlayar dan berenang begitu dangkal, sedangkal hidup dan relasi kita pada Sang Kristus, lantara kita begitu takut untuk berenang lebih dalam lagi, berenang di kedalaman jiwa kita sendiri yaitu MELEPASKAN KEHENDAK DAN KEINGINAN MANUSIAWI KITA.

Aku, dia, engkau bertanya; mengapa sudah meninggalkan segalanya untuk mengikuti dan menjadi milik Dia yang kusapa Kristus, namun masih terasa berat beban perjalanan ini. Oknum penguasa latahpun bertanya; mengapa selaksa janji manis telah kusuguhkan, namun begitu berat untuk kuolah menjadi sajian yang menyejahterahkan banyak orang? Dari tanya nubari itu; aku menemukan jawaban; aku, dia, engkau sudah meninggalkan segalanya untuk mengikuti dan menjadi milik Kristus, namun SATU HAL YANG PALING BERAT UNTUK KITA TINGGALKAN, YANG PALING SULIT UNTUK KITA PERSEMBAHKAN KEPADA ALLAH ADALAH KEHENDAK KITA SENDIRI. AKU, DIA, ENGKAU LEBIH BANYAK MEMAKSAKAN KEHENDAKKU, KEHENDAKMU DAN BUKAN MELAKSANAKAN KEHENDAKNYA. Malang buatmu oknum penguasa latah juga; banyak yang engkau janjikan, namun sulit kau wujudkan; lantaran ENGKAU BEGITU TAKUT MENANGGALKAN KEHENDAK KEKUASAANMU UNTUK MELAKSANAKAN KEHENDAK SANG KHALIK YANG KESEMUAANNYA ITU MEMBUAT NURANIKU, NURANIMU TAK LAGI BERSUARA UNTUK MENJALA JIWA-JIWA.

Kini melalui ayat-ayat SuciNya, aku sadar; aku, engkau dan dia TIDAK HANYA MENINGGALKAN KELEKATAN, TIDAK HANYA MENYANGKAL APA YANG MENJADI MILIKKU, TIDAK HANYA MENEBAR JANJI-JANJI INDAH; TAPI YANG PALING PENTING ADALAH MENGUBUR KEHENDAKKU DAN MELAKSANAKAN KEHENDAK SANG KRISTUS; BUKAN KEHENDAKKU; MELAINKAN KEHENDAKNYA (ALLAH), agar kita sungguh-sungguh menjadi milik Kristus sehingga semakin banyak jiwa yang dijala yang sedang berenang di tengah gelombang zaman (Luk 5:1-11).

Menimbun kedangkalan, berenang lebih dalam
Puri Bathin Temindung (Kamis): 06 September 2012
Lie Jelivan msf

No comments:

Post a Comment